Harga Komoditas Batubara, Emas, dan Nikel Cenderung Melemah, Apa Penyebabnya?

Avatar photo

- Pewarta

Sabtu, 29 Juni 2024 - 07:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga komoditas di tahun 2024 ini mengalami pergerakan yang cukup fluktuatif naik turun. (Pixabay.com/istara)

Harga komoditas di tahun 2024 ini mengalami pergerakan yang cukup fluktuatif naik turun. (Pixabay.com/istara)

HARIANINVESTOR.COM – Harga komoditas di tahun 2024 ini mengalami pergerakan yang cukup fluktuatif naik turun, dimana sebelumnya sempat mengalami kenaikan cukup signifikan tapi setelah itu kembali mengalami penurunan, kira-kira apa saja komoditas yang mengalami pelemahan harga saat ini? Pada artikel ini kami akan membahas mengenai pergerakan harga komoditas dan penyebab naik turunnya harga saat ini

Harga Batu Bara

Harga batu bara sepanjang tahun 2024 ini mengalami penurunan sebesar 7,68% yang saat ini ditutup pada level US$ 135,15 per ton, kemudian jika dibandingkan harga terendah pada 21 Februari 2024 yang menyentuh level US$ 115 per ton, maka saat ini terdapat kenaikan sebesar 17,5%, dan sejak 3 Juni 2024 harga batu bara sudah turun 6,4%.

Apa penyebab penurunan sejak tanggal 3 Juni 2024 tersebut?

Turunnya harga tersebut disebabkan karena proyeksi penurunan permintaan batubara metalurgi di China dalam tiga tahun berturut-turut, menurunnya permintaan ini disebabkan oleh stagnasi yang terjadi pada sektor properti dan infrastruktur China.

Kemudian, pasokan batubara dari produksi yang dilakukan China diperkirakan akan terjadi kenaikan setelah di kuartal pertama menunjukkan pelemahan.

Impor batubara China sendiri pada bulan Mei mencatatkan kenaikan sebesar 11% jika dibandingkan dengan bulan April yang diakibatkan karena produksi domestik yang lebih rendah tersebut.

Harga Emas

Harga emas sepanjang tahun 2024 ini mengalami kenaikan sebesar 12,4% yang ditutup pada level US$ 2.320 per troy ons.

Setelah sebelumnya pada 14 Juni 2024 harganya naik ke level US$ 2.332,2 per troy ons, kini mengalami penurunan tipis karena tertekan oleh meningkatnya imbal hasil Treasury Amerika Serikat, sementara para investor masih menunggu tambahan informasi dalam mengukur prospek kebijakan moneter The Fed kedepannya.

Dimana banyak yang masih menunggu pernyataan pejabat Fed, serta menunggu rilis data ekonomi utama seperti penjualan ritel, produksi industri, yang akan dirilis pada minggu ini.

Hal ini dilakukan untuk melihat potensi berapa kali pemangkasan suku bunga tahun ini, yang terjadi di saat inflasi AS terdapat penurunan, meskipun The Fed hanya memberikan sinyal satu kali pemangkasan.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Kemudian terdapat permintaan emas yang lesu di India yang membuat harga emas juga belum kemana-mana belakangan ini.

Nikel Kembali Turun

Setelah sebelumnya harga nikel naik ke level US$ 21.615 per ton, saat ini harga nikel sudah turun 19,4% ke level US$ 17.417 per ton. Sepanjang tahun 2024 ini harga nikel masih mengalami kenaikan sebesar 6,3%.

Penurunan harga nikel belakangan ini yang berada US$ 17.417 per ton dikarenakan adanya aksi take profit oleh para investor.

Di lain itu, terdapat pengumuman mengenai pemangkasan suku bunga utama European Central Bank (ECB) dan ada indikasi dari data Amerika Serikat bahwa pemangkasan suku bunga The Fed masih mungkin terjadi di tahun ini, hal ini membuat beberapa investor mengurangi posisi komoditas-nya.

Suku bunga ECB yang turun, dan indikasi penurunan The Fed mengindikasikan adanya perlambatan ekonomi yang memperlihatkan adanya penurunan permintaan nikel, namun efek ini seharusnya hanya beberapa waktu saja, karena penurunan suku bunga akan membuat harga nikel kembali naik karena ekonomi yang membaik.

Kemudian, kekhawatiran terhadap gangguan pasokan karena kerusuhan yang terjadi di Kaledonia Baru mulai mereda dan Prancis yang mencabut keadaan darurat, dimana wilayah tersebut mempunyai sekitar 20-30% cadangan nikel dunia.

Harga Minyak Brent

Minyak mentah Brent naik 8,6% sejak 4 Juni 2024 yang saat ini berada di level US$ 84,2 per barel. Kenaikan harga ini diakibatkan oleh optimisme pasar terkait meningkatnya permintaan yang diharapkan terjadi selama musim mengemudi di AS saat musim panas, meskipun data ekonomi China saat ini menunjukkan hal yang beragam, sehingga masih terdapat ketidakpastian.

Penyebab kenaikan lainnya berasal dari adanya antisipasi berkurangnya persediaan, dan adanya komitmen yang dilakukan oleh OPEC+ dalam melakukan pengurangan pasokan minyak, anggota seperti Irak dan Rusia menyatakan kembali untuk mengikuti ketentuan sesuai dengan kuota produksi, kemudian Arab Saudi mengindikasikan kesiapan dalam penyesuaian output sesuai kondisi permintaan pasar.

Sepanjang tahun 2024 ini harga minyak brent mengalami kenaikan 9,3%.

Kesimpulan

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Jika kita lihat memang dari keempat komoditas tersebut mayoritasnya menunjukkan pergerakan harga yang menurun beberapa waktu ini, seperti batubara, emas, dan nikel, sedangkan harga minyak brent mengalami kenaikan.

Penurunan harga batu bara, emas, dan nikel terjadi karena adanya ketidakpastian dalam perekonomian global yang masih terjadi hingga saat ini, seperti adanya indikasi penurunan suku bunga The Fed, pemangkasan suku bunga ECB, kondisi ekonomi China yang beragam, dan lain sebagainya.

Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.

Kemudian untuk harga minyak brent mengalami kenaikan belakangan ini karena salah satunya ada penurunan persediaan OPEC+ dengan negara anggota yang akan mengikuti ketentuan produksi, dan harapan permintaan minyak yang naik karena musim mengemudi di AS saat musim panas.

Meskipun untuk nikel, emas, dan minyak brent masih mencatatkan kenaikan sepanjang tahun 2024 ini.***

Artikel di atas merupakan kolaborasi antara portal berita ekonomi & bisnis Harianinvestor.com dengan The Investor, channel edukasi yang bergerak di bidang investasi saham sejak tahun 2018 dan berfokus pada Value Investing.

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Ekbisindonesia.com dan Infokumkm.com

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Haiidn.com dan Seleb.news

Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)

WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.

Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.

Berita Terkait

Kemungkinan Penguatan Rupiah di Semester Kedua, Performa IHSG Diharapkan Lebih Baik dengan
IHSG Juni 2024 Menguat 1,33% Menutup di 7063, Prediksi Juli Hanya Menguat Tipis di Tengah Ketidakpastian Pasar
Komoditas Emas dan Dolar AS Disebut Sebagai Investasi yang Menguntungkan, Ini Penjelasan Airlangga
Jajaran Direksi BRI Kembali Lakukan Aksi Borong Saham hingga Miliaran Rupiah, Ini Tujuannya
Staking Crypto vs Yield Farming: Pilihan Mana yang Tepat untuk Anda?
Direksi BRI Kompak Lakukan Aksi Borong Saham BBRI Siratkan Bentuk Optimisme Kinerja
Kinerja Perusahaan Tambang PT Merdeka Copper Gold Tbk Q1 2024 Cetak Rugi, Apa Saja Penyebabnya?
Pertumbuhan Bursa Karbon Belum Sentuh Level yang Menggembirakan Meskipun Masih Relatif Stabil
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.