HARIANINVESTOR.COM – Pada tahun 2024 ini emas mencatatkan level harga tertingginya di US$ 2.426 per troy ons pada tanggal 20 Mei 2024, kemudian di kuartal pertama tahun 2024 level tertingginya mencapai harga US$ 2.232 per troy ons.
Namun kinerja saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatatkan kerugian pada kuartal pertama tahun 2024 ini, padahal perusahaan mampu mencatatkan kenaikan pendapatan 152,5% secara yoy.
Dan memang, MDKA tidak hanya memiliki produk komoditas emas saja, tapi ada komoditas lain seperti perak, katoda tembaga, NPI, nickel matte, dan bijih nikel limonit.
Pada artikel kali ini kami akan membahas penyebab kerugian MDKA di kuartal pertama tahun 2024 ini. Namun sebelumnya kita akan membahas mengenai profil perusahan MDKA.
Baca Juga:
Tumbuhkan Semangat Entrepreneurship Generasi Muda, BRI Gelar Program Pengusaha Muda BRILiaN 2024
Ketahanan Pangan Diungkap Dirut BRI Sunarso Jadi Kunci Agar Indonesia Keluar dari Middle Income Trap
Profil Perusahaan
Perusahaan didirikan pada tanggal 5 September 2012, dengan nama awalnya PT Merdeka Serasi Jaya. Kemudian setelah dua tahun didirikan, nama perusahaan diganti menjadi PT Merdeka Copper Gold.
Perusahaan menjalankan aktivitas operasionalnya seperti eksplorasi, penggalian, dan produksi emas, perak, nikel, dan tembaga. Kemudian juga industri dan perdagangan besar logam dan bijih logam.
Serta penyediaan mineral lain, dan layanan pembangunan tambang melalui anak perusahaan.
Baca Juga:
Sebut Kawan Lama Ketemu Lagi, Prabowo Subianto Sambut Kedatangan Majelis Syuro PKS di Kertanegara
Toko Ini Berkembang Pesat, Berawal dari Karyawan Minimarket Berkat Kemitraan dengan AgenBRILink
Nasabah Prioritas Capai 161 Ribu, Kelolaan Aset Wealth Management BRI Tumbuh 23,05%
Perusahaan memiliki beberapa aset utama seperti Tambang Emas Tujuh Bukit, Tambang Tembaga Wetar, Proyek Tembaga Tujuh Bukit, Pengembangan Proyek Emas Pani, dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
Pada kuartal pertama tahun 2024, masyarakat memiliki saham MDKA dengan persentase kepemilikan yang cukup besar yaitu 51,27%.
Kemudian ada PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dengan persentase kepemilikan sebesar 18,54%, kemudian ada PT Mitra Daya Mustika sebesar 11,88%.
Neraca Keuangan MDKA Q1 2024
Sebelum masuk ke laporan laba ruginya, kita bahas dulu sekilas mengenai neraca keuangan perusahaan, karena data ini cukup penting terhadap penyebab perusahaan mencatatkan kerugian.
Pada kuartal pertama tahun 2024, MDKA mencatatkan penurunan aset sebesar 1% menjadi US$ 4,92 miliar. Kas perusahaan sebesar US$ 424,2 juta, atau sebesar 8,6% dari total aset perusahaan.
Kemudian perusahaan memiliki hutang buruk jangka pendek sebesar US$ 471,4 juta, kalau dibandingkan dengan kasnya masih kurang pembayarannya.
Dan jika kita lihat pada arus kas operasinya tercatat sebesar US$ 33 juta, ditambah dengan piutang usaha perusahaan sebesar US$ 158,9 juta yang mayoritasnya masih menjadi piutang lancar seharusnya aman untuk pembayaran hutang buruk jangka pendeknya.
Namun posisi saat ini memang masih cukup tertekan, karena belum diketahui apakah piutang benar-benar tertagih, jadi perlu dicek kondisi kinerja terbarunya nanti.
Kemudian untuk total hutang buruknya saat ini sebesar US$ 1,4 miliar. Dengan ekuitas saat ini US$ 961,5 juta, maka DER perusahaan berada di level 151,7%, dimana ini cukup berisiko dan tentu saja beban keuangannya bisa menggerus laba bersih perusahaan.
Laporan Laba Rugi MDKA Q1 2024
Pendapatan MDKA tercatat mengalami kenaikan sebesar 152,5% menjadi US$ 541 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 sebesar US$ 214,2 juta.
Beban pokok pendapatan perusahaan naik sangat signifikan yaitu 177,9% menjadi US$ 507,7 juta. Dengan kenaikan beban tersebut, membuat laba kotor perusahaan hanya naik 5,5% menjadi US$ 33,2 juta.
Pendapatan perusahaan berasal dari penjualan emas, perak, katoda tembaga, NPI, nickel matte, dan bijih nikel limonit sebesar US$ 539,8 juta yang sudah dikurangi realisasi lindung nilai.
Dimana untuk ekspornya sebesar US$ 284,4 juta dan domestik sebesar US$ 255,6 juta. Keduanya tercatat mengalami kenaikan yang signifikan secara yoy.
Kemudian terdapat pendapatan lain-lain sebesar US$ 1,2 juta yang juga naik dibandingkan sebelumnya US$ 973,8 ribu.
Jika dilihat beban pokok pendapatan perusahaan yang naik signifikan tersebut berasal dari kenaikan biaya pengolahan sebesar 93,5% menjadi US$ 339,8 juta.
Meskipun beban pokok pendapatan perusahaan naik signifikan, tapi perusahaan masih mencatatkan kenaikan laba kotor meskipun hanya 5,5% saja. Kemudian perusahaan juga masih mencatatkan kenaikan laba usaha sebesar 14%.
Namun perusahaan mencatatkan kenaikan beban keuangan sebesar 17,4% menjadi US$ 26,7 juta.
Beban keuangan yang naik karena adanya kenaikan bunga obligasi yang disebabkan karena suku bunga yang naik dan dari besarnya hutang yang dimiliki MDKA.
Dengan hal tersebut membuat perusahaan pada kuartal pertama tahun 2024 ini mencatatkan kerugian sebesar US$ 15,2 juta dibandingkan dengan sebelumnya yang mencatatkan laba bersih sebesar US$ 3,1 juta.
Saat ini harga saham MDKA berada di level Rp 2.500/lembar saham, atau sudah turun 7,4% sepanjang tahun 2024 ini.
Dengan level harga tersebut valuasi PBV MDKA di level 4,12x dan PER -65,07x.
Artikel di atas merupakan kolaborasi antara portal berita ekonomi & bisnis Harianinvestor.com dengan The Investor, channel edukasi yang bergerak di bidang investasi saham sejak tahun 2018 dan berfokus pada Value Investing.
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Bisnisnews.com dan Minergi.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Kilasnews.com dan Bantenekspres.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.