HARIANINVESTOR.COM – Saat ini pemerintah Indonesia terus melaksanakan koordinasi lebih lanjut bersama otoritas moneter dan fiskal.
Tujuannya untuk menghasilkan bauran kebijakan yang tetap menjaga stabilitas ekonomi.
Sehingga mampu meredam dampak kenaikan harga minyak global akibat konflik geopolitik Iran dan Israel.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal itu di kantornya pada Selasa (16/4/2024).
Bagi Indonesia tensi geopolitik bukan sesuatu yang kita harapkan, karena memang berbagai negara belum selesai perang.
Di Gaza belum selesai kemudian konflik di Laut Merah masih terus menghantui.
Baca artikel lainnya di sini : Indonesia Desak PBB Segera Ciptakan Perdamaian di Timur Tengah, Eskalasi Ketegangan Iran – Israel Meningkat
Baca Juga:
Pasar Modal Indonesia Tetap Prospektif, IPO PMUI Jadi Indikator Utama
IEU-CEPA Tuntas, RI Raup Peluang Pasar Ekspor Uni Eropa yang Luas
“Serangan Iran ke Israel, menambah ketidakpastian global.
Itu juga menimbulkan berbagai kekhawatiran,” kata Airlangga.
Airlangga menjelaskan, di Timur Tengah, khususnya di Israel, Selat Hormuz memerankan peran yang sangat penting untuk logistik terutama BBM.
Baca artikel lainnya di sini : Presiden Terpilih Prabowo Subianto Hadiri Syukuran Ulang Tahun ke-65 Mbak Titiek Soeharto
Fundamental Indonesia cukup kuat
Baca Juga:
IPO PMUI Gagal Penuhi Target, BEI Pastikan Proses Listing Sesuai Aturan
Ekspansi Infrastruktur Digital Didorong Kredit Rp400 Miliar TOWR dari ICBC
Implikasi Jaminan MEDC pada Kredit BNI untuk Anak Perusahaan
Airlangga Hartarto menilai saat ini fundamental ekonomi Indonesia masih cukup kuat untuk meredam dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah, terutama pasca serangan Iran ke Israel.
Dia memaparkan, pertumbuhan ekonomi masih terjaga di atas 5 persen dengan inflasi yang terkendali.
Sampai dengan Februari 2024, neraca perdagangan Indonesia juga masih mengalami surplus.
Serta menopang Cadangan Devisa yang pada posisi terakhir di Maret 2024 tercatat masih kuat.
“Kita harapkan para pelaku pasar untuk tetap tenang dan tidak mengambil langkah spekulatif.”
“Pemerintah akan terus mencermati perkembangan global dan regional yang ada.”
Baca Juga:
Sektor Energi dan Keuangan Jadi Tumpuan di Tengah Tekanan Pasar
Indonesia Gabung BRICS: Peluang Baru di Tengah Krisis Multilateralisme
“Serta akan mengambil langkah-langkah yang kuat dan fokus dalam menjaga stabilitas sistem keuangan,” ujar Airlangga.
Airlangga mengatakan, pemerintah juga mencermati kondisi APBN agar dapat menjalankan perannya secara optimal sebagai shock absorber.***