HARIANINVESTOR.COM – Indonesia berduka atas kepergian Faisal Basri, seorang ekonom yang selama hidupnya dikenal sebagai figur sederhana, jujur
Dan penuh dedikasi dalam memperjuangkan prinsip-prinsip keadilan ekonomi.
Faisal Basri bukan hanya seorang pengamat ekonomi, tetapi juga seorang pejuang yang selalu konsisten mengedepankan idealisme.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tengah kerasnya arus politik dan ekonomi yang kerap tak berpihak pada kepentingan rakyat kecil.
Lahir di Bandung pada 6 November 1959, Faisal Basri menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI).
Sebagai lulusan terbaik, ia segera memantapkan kariernya di bidang ekonomi, tak hanya di lingkungan akademis.
Tetapi juga dalam perdebatan kebijakan publik yang berpengaruh besar pada arah perekonomian Indonesia.
Baca Juga:
Pasar Modal Indonesia Tetap Prospektif, IPO PMUI Jadi Indikator Utama
IEU-CEPA Tuntas, RI Raup Peluang Pasar Ekspor Uni Eropa yang Luas
Semasa hidupnya, Faisal Basri selalu dikenang sebagai sosok yang sangat kritis, tetapi konstruktif.
Beliau selalu menyampaikan kritik dengan data dan argumen yang kuat, tanpa terjebak dalam kepentingan pribadi atau kelompok.
Banyak orang mengenalnya sebagai ekonom yang berani berbicara, bahkan ketika suaranya berbeda dengan arus utama.
Keberanian tersebut sering kali mengantarkannya berhadapan dengan berbagai kepentingan.
Baca Juga:
IPO PMUI Gagal Penuhi Target, BEI Pastikan Proses Listing Sesuai Aturan
Ekspansi Infrastruktur Digital Didorong Kredit Rp400 Miliar TOWR dari ICBC
Implikasi Jaminan MEDC pada Kredit BNI untuk Anak Perusahaan
Tetapi Faisal tak pernah bergeming dari prinsipnya bahwa kebijakan ekonomi harus berorientasi pada kesejahteraan masyarakat luas.
Selama kariernya, Faisal Basri sering kali bersuara lantang menentang kebijakan-kebijakan yang dinilai merugikan rakyat kecil.
Seperti korupsi, pengelolaan sumber daya alam yang tidak adil, hingga kebijakan ekonomi yang terlalu berpihak pada segelintir elit.
Baginya, ekonomi adalah alat untuk mewujudkan kesejahteraan bersama, bukan sekadar permainan angka yang hanya menguntungkan mereka yang memiliki akses pada kekuasaan.
Faisal Basri tak hanya aktif dalam dunia akademik sebagai pengajar di almamaternya, Universitas Indonesia, tetapi juga sering tampil di berbagai forum publik.
Baik di media massa maupun seminar-seminar nasional dan internasional.
Baca Juga:
Sektor Energi dan Keuangan Jadi Tumpuan di Tengah Tekanan Pasar
Indonesia Gabung BRICS: Peluang Baru di Tengah Krisis Multilateralisme
Wawasan yang luas dan cara penyampaiannya yang lugas membuat Faisal Basri dihormati oleh berbagai kalangan, baik dari masyarakat, akademisi, hingga pejabat pemerintahan.
Dalam perjalanan kariernya, Faisal Basri juga pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2012.
Meski akhirnya tidak terpilih, langkah tersebut menunjukkan betapa beliau ingin berkontribusi lebih dalam memimpin langsung perbaikan kebijakan di tingkat daerah.
Namun, Faisal tak pernah berhenti memperjuangkan keadilan ekonomi di berbagai forum dan media, menyampaikan kritik serta memberikan solusi bagi bangsa.
Kegigihannya dalam memperjuangkan prinsip-prinsip ekonomi yang berkeadilan membuat Faisal Basri dijuluki sebagai “ekonom rakyat.”
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia, terutama mereka yang selama ini mendapat inspirasi dari keberaniannya menyuarakan ketidakadilan.
Di tengah kesederhanaannya, Faisal Basri selalu menjunjung tinggi integritas.
Meski tak jarang berselisih dengan pandangan politik pemerintah, beliau tak pernah menyimpan dendam atau permusuhan pribadi.
Segala kritik yang disampaikan adalah bentuk kepedulian terhadap masa depan bangsa dan kesejahteraan rakyatnya.
Kini, Indonesia kehilangan salah satu tokoh penting dalam dunia ekonomi.
Namun, warisan pemikiran dan prinsip Faisal Basri akan terus hidup di hati banyak orang.
Karyanya tak hanya berupa analisis tajam, tetapi juga keberanian untuk berdiri di atas kebenaran, tanpa gentar oleh kekuasaan atau popularitas.
Semoga keluarga besar yang ditinggalkan diberi ketabahan, dan semoga seluruh perjuangan Faisal Basri selama hidupnya menjadi amal yang terus mengalir.
Terima kasih, Bang Faisal, atas segala jasa dan dedikasimu. Bangsa ini berutang banyak padamu.
Selamat jalan, Faisal Basri. (Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta).***