Penyaluran Banpang Beras Dimulai Agustus Ini, Bapanas Minta Bulog Segera Serap Produksi Dalam Negeri

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 8 Agustus 2024 - 16:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adimengunjungi Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog Karawang, Jawa Barat. (Dok. Tim Komunikasi Bapanas)

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adimengunjungi Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog Karawang, Jawa Barat. (Dok. Tim Komunikasi Bapanas)

HARIANINVESTOR.COM – Tren produksi beras dalam negeri yang sejak Juni 2024 diproyeksikan meningkat, perlu disikapi Perum Bulog dengan memastikan penyerapan hasil petani berjalan optimal.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) pun telah memberi penugasan ke Bulog terkait tambahan target penyerapan beras produksi dalam negeri sampai akhir 2024 di angka 600 ribu ton.

Sebagaimana Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), diproyeksikan produksi beras sejak Juni sampai September 2024 terus bertumbuh.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Estimasi produksi beras di Juni 2,06 juta ton dan meningkat pada bulan Juli menjadi 2,18 juta ton.

Peningkatan secara signifikan terjadi pada estimasi produksi beras di Agustus dan September yang masing-masing dapat mencapai angka 2,66 juta ton dan 2,96 juta ton.

Angka ini sudah di atas kebutuhan konsumsi beras bulanan sebesar 2,55 juta ton.

“Tugas dan fungsi Bulog itu menyerap gabah dari petani. Setelah itu, lakukan produksi dijadikan beras dan disimpan.

“Jadi fungsi serap dan produksi tadi, harus terus dikerjakan Bulog,” tutur Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi.

Harga Gabah Tak Boleh Sampai Jatuh di Bawah Harga Pembelian Pemerintah

“Hal lain yang perlu ditekankan bahwa kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dari Badan Pangan Nasional ke Bulog, itu berfungsi untuk jaring pengaman bagi sedulur petani.”

“Jadi sebisa mungkin harga gabah tidak boleh sampai jatuh di bawah HPP itu. Bapak Presiden Joko Widodo pun selalu menekankan hal ini.”

“Agar petani tidak merugi, pedagang bisa untung, dan masyarakat senang saat berbelanja,” lanjut Arief.

Arief Prasetyo Adi menyampaikan hal itu saat mengunjungi Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog Karawang, Jawa Barat pada Rabu (7/8/2024).

Pemerintah melalui Bapanas pada awal Juni resmi menetapkan pemberlakuan HPP gabah dan beras.

Melalui Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 4 Tahun 2024. Melalui HPP tersebut, harga di tingkat petani senantiasa dapat terjaga.

BPS mencatat pada Juli 2024, rerata harga Gabah Kering Panen (GKP) kadar air 19,95 persen di tingkat petani berada di Rp 6.497 per kilogram (kg).

Ini jauh lebih baik dibandingkan rerata harga GKP pada April 2024 yang sempat menyentuh Rp 5.686 per kg.

Penyerapan Produksi Beras oleh Bulog per 3 Agustus Mencapai 777 Ribu Ton

Secara nasional, total penyerapan produksi dalam negeri oleh Bulog sendiri per 3 Agustus telah mencapai 777 ribu ton.

Lebih lanjut, pemerintah melalui Bapanas secara konsisten mengimplementasikan berbagai program intervensi yang menyasar secara koherensi.

Mulai dari produsen sampai konsumen. Di hilir, salah satunya dengan melanjutkan program bantuan pangan (banpang) beras.

“Pemerintah tidak hanya fokus di hulu saja. Di hilir, program bantuan pangan beras telah digulirkan kembali.”

“Program ini memang penting bagi 22 juta masyarakat berpendapatan rendah yang memerlukan dan pemerintah hadir untuk itu,” terang Arief.

“Bantuan beras 10 kilo per masing-masing keluarga penerima telah kembali pemerintah jalankan bersama Bulog di Agustus in.”

“Nanti Oktober dan Desember juga. Pemerintah sudah bantu meng-cover konsumsi keluarga berpendapatan rendah.”

“Jadi selanjutnya akan bisa menekan inflasi beras itu sendiri. Tren itu telah kita lihat sejak tahun lalu,” tandasnya.

Inflasi Terjaga oleh Bantuan Pangam Beras dan Stimulus Bantuan Sosial lain

Selama tahun 2023, program banpang beras telah terlaksana selama 7 bulan. Program ini dinilai mampu jadi salah satu faktor penekan dan stabilisator inflasi.

Kala itu, di September 2023, inflasi beras sempat sentuh hingga angka 5,63 persen.

Namun setelah digelontorkan banpang beras, inflasi beras membaik menjadi 0,48 persen di Desember 2023.

Di 2024, inflasi beras tercatat pernah cukup tinggi pada Februari yang berada di 5,32 persen.

Melalui penyaluran banpang beras serta berbagai stimulus bantuan sosial lainnya.

Inflasi beras kembali menurun dan bahkan mengalami deflasi pada April dan Mei. Terbaru, inflasi beras di Juli dicatat BPS berada di 0,94 persen.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Pangannews.com dan Infoekbis.com

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Hallopresiden.com dan Bogorterkini.com

Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)

WhatsApp Center: 08531555778808781555778808111157788.

 

Berita Terkait

IEU-CEPA Tuntas, RI Raup Peluang Pasar Ekspor Uni Eropa yang Luas
Purbaya Janji Tak Lagi LPS Jadi Tukang Tutup Bank Seenaknya
Bahlil Kritik PLN, Pemerintah Pastikan PLTS Desa Dibiayai Langsung APBN
Saham Baru BEI 2025 Tembus 14 Emiten, Lighthouse IPO Dominasi
IPO 2025: Tiga Lighthouse Company Dongkrak Kinerja Bursa Efek Indonesia
Dari Dividen Jadi Dana: Strategi Rosan Roeslani Ubah BUMN Jadi Mesin Investasi untuk Indonesia 2045
Dari Dividen Jadi Dana: Strategi Rosan Roeslani Ubah BUMN Jadi Mesin Investasi untuk Indonesia 2045
Saat Indonesia Butuh Kepercayaan Global, Indonomics Hadir Menjawab Hausnya Informasi Bisnis Berbahasa Inggris

Berita Terkait

Senin, 14 Juli 2025 - 08:41 WIB

IEU-CEPA Tuntas, RI Raup Peluang Pasar Ekspor Uni Eropa yang Luas

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:48 WIB

Purbaya Janji Tak Lagi LPS Jadi Tukang Tutup Bank Seenaknya

Kamis, 3 Juli 2025 - 15:58 WIB

Bahlil Kritik PLN, Pemerintah Pastikan PLTS Desa Dibiayai Langsung APBN

Kamis, 26 Juni 2025 - 11:46 WIB

Saham Baru BEI 2025 Tembus 14 Emiten, Lighthouse IPO Dominasi

Rabu, 25 Juni 2025 - 15:45 WIB

IPO 2025: Tiga Lighthouse Company Dongkrak Kinerja Bursa Efek Indonesia

Berita Terbaru