2 Peluang yang Bikin Harga Saham BBRI Berpotensi Naik, Salah Satunya Buyback Saham Senilai Rp1,5 triliun

Avatar photo

- Pewarta

Rabu, 8 Mei 2024 - 13:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gedung Bank BRI. (Dok. BRI)

Gedung Bank BRI. (Dok. BRI)

Oleh: Surya Rianto, Pengamat pasar modal dan owner Mikirduit.com

HARIANINVESTOR.COM – Mayoritas investor saham di Indonesia terkejut dengan penurunan saham BBRI hingga 20,34 persen dalam 3 bulan terakhir.

Padahal, BBRI sempat mencatatkan all time high di Rp6.434 per saham.

Pertanyaannya, bagaimana prospek saham BBRI ini ke depannya?

Penurunan harga saham BBRI terjadi selaras dengan tren kinerja keuangan kuartal I/2024 perseroan yang di bawah konsensus, serta tumbuh cenderung stagnan.

Tren penurunan kinerja BBRI ini sudah kami perkirakan sejak awal 2023.

Soalnya, kala itu insentif restrukturisasi kredit Covid-19 non-UMKM sudah berakhir di Maret 2023.

Sedangkan khusus restrukturisasi kredit Covid-19 untuk UMKM baru selesai di Maret 2024.

Insentif restrukturisasi kredit Covid-19 ini memungkinkan perbankan tidak mencatatkan kredit bermasalah dalam skala tertentu selama periode Covid-19 ke dalam catatan NPL gross.

Hasilnya, bank tidak perlu mencadangkan lebih besar terlebih dulu, sehingga hasil laba bersih bisa digunakan sebagai laba ditahan untuk memperkuat permodalan.

Masalahnya adalah jika insentif itu berakhir, dan masih ada status kredit bermasalah yang dalam proses restrukturisasi, berarti akan masuk dalam hitungan NPL gross.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Artinya, bank perlu mencadangkan lebih banyak lagi agar NPL gross terkendali saat insentif itu selesai.

Hal itulah yang terjadi di BBRI pada kuartal I/2024. Perseroan mencatatkan kenaikan anggaran pencadangan hingga 69 persen menjadi Rp12 triliun.

Hasilnya, laba bersih BBRI secara konsolidasi hanya tumbuh 2,47 persen menjadi Rp15,88 triliun. Bahkan, laba bank only BBRI tumbuh stagnan di Rp13,79 triliun.

Kenaikan pencadangan itu selaras dengan kenaikan NPL gross BBRI di kuartal I/2024 menjadi 3,27 persen dibandingkan dengan 3,02 persen pada periode sama tahun sebelumnya.
Prospek Saham BBRI

Kami menilai dalam jangka pendek (hingga akrhi 2024), saham BBRI masih dihantui dengan perlambatan kinerja keuangannya.

Beberapa tantangan BBRI sepanjang setahun ini adalah posisi suku bunga yang cukup tinggi.

Apalagi, Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga pada April 2024 sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Kondisi ini jelas jadi tekanan untuk bisnis kredit UMKM BBRI, yang akan merasakan dampak signifikan dari kenaikan suku bunga tinggi di sektor riil.

Sehingga, dalam 3 – 6 bulan ke depan, kami menilai BBRI masih akan berkutat menjaga rasio NPL-nya tidak naik lagi.

Namun, kami perkirakan kenaikan NPL BBRI akan masih dalam area wajar dari ketentuan OJK, yakni NPL gross di bawah 5 persen.

Meski begitu, kami menilai ada dua peluang yang bisa membuat harga saham BBRI kembali naik, meski kenaikannya terbatas dan tidak menyentuh level all time high Maret 2024.

Pertama,  jika Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga acuannya lebih cepat (perkiraan September 2024).

Penurunan suku bunga The Fed akan jadi angin segar dalam jangka pendek untuk pasar saham, terutama saham BBRI.

Meski, korelasi langsungnya akan baru terasa jika yang menurunkan suku bunga adalah Bank Indonesia.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Setidaknya, jika The Fed sudah menurunkan suku bunga, BI juga akan ancang-ancang menurunkan suku bunga.

Kedua, rencana BBRI melakukan buyback saham dengan nominal Rp1,5 triliun. Rencana buyback itu sudah disetujui dalam RUPS tahunan.

Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.

Aksi buyback jumbo BBRI ini menandakan manajemen yakin dengan prospek pertumbuhan bisnis ke depannya.

Secara tidak langsung, aksi buyback akan membuat tingkat daya beli saham BBRI kembali meningkat sehingga harga sahamnya kembali naik.

Dengan menggunakan proyeksi perlambatan kinerja keuangan BBRI, kami perkirakan harga wajar saham BBRI ada di Rp4.900 per saham.

Meski, sudah cukup murah, tapi ingat membeli saham di harga murah bukan berarti bisa langsung mencatatkan kenaikan dalam 1 hari hingga 1 bulan kemudian.

Tetap ada risiko jangka pendek, dengan potensi kenaikan cenderung jangka menengah panjang.***

Berita Terkait

CEO Baru Patick Sugito Waluyo Harus Bekerja Keras untuk to Turn Around GoTo, Bisa? Harus Bisalah
Kemungkinan Penguatan Rupiah di Semester Kedua, Performa IHSG Diharapkan Lebih Baik dengan
IHSG Juni 2024 Menguat 1,33% Menutup di 7063, Prediksi Juli Hanya Menguat Tipis di Tengah Ketidakpastian Pasar
Harga Komoditas Batubara, Emas, dan Nikel Cenderung Melemah, Apa Penyebabnya?
Komoditas Emas dan Dolar AS Disebut Sebagai Investasi yang Menguntungkan, Ini Penjelasan Airlangga
Jajaran Direksi BRI Kembali Lakukan Aksi Borong Saham hingga Miliaran Rupiah, Ini Tujuannya
Staking Crypto vs Yield Farming: Pilihan Mana yang Tepat untuk Anda?
Direksi BRI Kompak Lakukan Aksi Borong Saham BBRI Siratkan Bentuk Optimisme Kinerja
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.