KPPU Rekomendasikan Badan Pangan Nasional untuk Tetapkan Harga Acuan Bawang Putih

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 23 Mei 2024 - 07:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga acuan bawang putih. (Pixabay.com/stevepb)

Harga acuan bawang putih. (Pixabay.com/stevepb)

HARIANINVESTOR.COM – Badan Pangan Nasional (Bapanas) direkomendasikan untuk menetapkan harga acuan bawang putih

Baik harga acuan pembelian (HAP) atau harga eceran tertinggi (HET).

Penetapan harga acuan ini dapat menjadi tolok ukur untuk menentukan perkembangan harga bawang putih di pasaran.

Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M. Fanshurullah Asa menyampaikan hal itu di Jakarta, Selasa (22/5/2024)

“Perlu segera Bapanas itu menetapkan harga acuan bawang putih, meski ini bukan bahan pokok penting.”

“Sehingga kita tahu ini kondisi sekarang apakah bawang putih mahal, di atas berapa persen, kita ukur,” ujar Fanshurullah.

Baca artikel lainnya di sini : Kemenperin Siapkan SDM untuk Program Hilirisasi, Termasuk Produksi Pangan Nutrisi Berbasis Minyak Sawit

Fanshurullah menyebut, komoditas pangan seperti beras, gula, telur dan minyak goreng telah memiliki harga acuan.

Menurutnya, hal ini juga harusnya berlaku terhadap bawang putih.

Baca artikel lainnya di sini : Sosialisasi Indonesia Kompeten 2024: Meningkatkan SDM

Penetapan harga acuan bertujuan agar pemerintah bisa bergerak cepat saat terjadi ketidakstabilan harga.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Fanshurullah mengatakan, selama ini bawang putih belum memiliki harga acuan, sehingga sulit untuk mengetahui harganya melonjak atau turun rendah.

“Jadi meskipun bawang putih ini tidak tergolong komoditas utama, saya rasa perlu ditetapkan,” katanya.

Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) menyebut tingginya harga bawang putih disebabkan oleh importir mendapatkan barang dengan kualitas yang kurang baik.

Sehingga harus mengeluarkan biaya lebih untuk penyimpanannya.

Sebelumnya, Anggota KPPU Eugenia Jenny Mardanugraha mengatakan, pihaknya telah memanggil para importir.

Untuk menyikapi kenaikan bawang putih yang tinggi ini agar tidak terjadi praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat.

“Menurut keterangan dari importir bawang putih, impor bawang putih yang ada sekarang bukan bawang putih kualitas baik.”

“Sehingga mereka mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk bisa menyimpan bawang putih tersebut, itu yang menyebabkan harga di pasar tinggi,” ujar Jenny.

Jenny menyampaikan, kurang baiknya kualitas bawang putih yang diimpor dari China karena terkena hujan dan basah.

Sehingga saat bawang sampai di Indonesia menjadi menyusut dari segi ukuran.

Para importir pun harus melakukan perawatan khusus, sebab bawang putih yang rusak tidak bisa disimpan untuk waktu yang lama.***

Sempatkan juga untuk membaca berbagai berita dan informasi lainnya di media online Businesstoday.id dan Kongsinews.com

Sedangkan untuk publikasi press release di media online ini, atau pun serentak di puluhan media ekonomi & bisnis lainnya, dapat menghubungi Rilisbisnis.com.

WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai perkembangan dunia politik, hukum, dan nasional melalui Hello.id

Berita Terkait

Mengenal Desa Batuan Sukawati di Bali, Desa BRILiaN dengan Sejuta Potensi Alam dan Budaya
BRI Raih 2 Penghargaan Bank Indonesia Awards 2024, Dukung Stabilitas Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif
BRI Luncurkan BRImo di Timor Leste, Perluas Inklusi Keuangan di Kawasan Asia Tenggara
BRI HUT ke-129, Tawarkan Progam Special BRIguna dengan Suku Bunga Mulai dari 8,129% dan Diskon Biaya Provisi 50%
Menperin Sebut Proposal yang Diajukan Apple Sebesar 100 Juta Dolar AS Belum Penuhi 4 Aspek Berkeadilan
Kementerian BUMN Laporkan Pendapatan Negara dari Deviden BUMN Tercapai 100 Persen Senilai 85,5 Triliun
Dari Desa ke Kancah Nasional, BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati
Diberdayakan BRI, Petani Mangga Bondowoso Mampu Perluas Lahan dan Tingkatkan Taraf Hidup
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.