Pefindo Catatkan Penerbitan Surat Utang Korporasi pada Januari – Maret 2025 Mencapai Rp46,7 Triliun

Avatar photo

- Pewarta

Rabu, 16 April 2025 - 09:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). (Dok. Pefindo.com)

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). (Dok. Pefindo.com)

JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatatkan total penerbitan surat utang korporasi secara keseluruhan pada Januari-Maret 2025 mencapai Rp46,7 triliun.

Penerbitan obligasi korporasi dan sukuk naik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp25,1 triliun.

Adapun Medium Term Notes (MTN) disebut menunjukkan penurunan menjadi Rp400 miliar dibandingkan Rp700 miliar pada kuartal I-2024.

Kemudian, hingga kuartal I-2025, masih belum ada penerbitan efek utang lainnya (perpetual, Surat Berharga Komersial/SBK, dan sekuritisasi), menurun dibandingkan triwulan I-2024 yang sebesar Rp500 miliar.

Ekonom atau Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto mengatakan dalam konferensi pers yang diadakan secara virtual di Jakarta, Selasa (15/4/2025)

“Hingga periode akhir kuartal pertama, pasar surat utang korporasi sudah ada penerbitan sekitar Rp46,7 triliun.”

“Yang mana di antaranya Rp46,4 triliunnya adalah berasal dari instrumen yang berbentuk obligasi korporasi dan juga sukuk,” kata Suhindarto.

“Jadi, all in all sebenarnya kondisi pasar surat utang korporasi di triwulan pertama tahun ini memang relatif lebih semarak dibandingkan dengan di kuartal pertama di tahun 2024 lalu,” ungkap Suhindarto.

Secara nasional, sektor paling besar untuk penerbitan surat utang korporasi berasal dari pulp and paper.

Yang diterbitkan empat perusahaan dengan instrumen jenis obligasi sebesar Rp8 triliun dan sukuk Rp5,1 triliun, sehingga totalnya Rp13,2 triliun.

Berikutnya ada sektor pertambangan dengan jumlah enam perusahaan yang mencapai total nilai keseluruhan Rp9,2 triliun.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Lalu enam perusahaan multifinance sejumlah Rp8,3 triliun, satu perusahaan telekomunikasi senilai Rp5,5 triliun, dan satu perbankan sebesar Rp5 triliun.

“Sementara, sisanya ini nilainya masih relatif di bawah Rp5 triliun, lebih kecil dibanding dengan top 5-nya,” ucap dia.

Melihat dari instrumen, sebagian besar diterbitkan dalam bentuk obligasi, dilanjutkan dengan sukuk, MTN, dan Long Term Note (LTN).

Lebih lanjut, Pefindo disebut melakukan pemeringkatan pada 72,4 persen surat utang korporasi yang diterbitkan selama periode Januari-Maret 2025.

Tujuan penggunaan dana sebagian besar untuk refinancing sebesar 53,6 persen dan modal kerja 41,5 persen.

Untuk update mandat yang diterima Pefindo per 31 Maret dan belum listing, sejauh ini sudah mencapai Rp74,46 triliun.

Mayoritas total nilai tersebut berasal dari sektor multifinance dengan 10 jumlah perusahaan dan rencana issuance pada tahun ini mencapai Rp14,6 triliun.

Lalu 5 perusahaan perbankan dengan nilai Rp12,6 triliun, dua perusahaan lembaga keuangan khusus senilai Rp10,5 triliun, enam perusahaan induk sebesar Rp7 triliun.

Enam perusahaan pertambangan Rp6,4 triliun, adapun sektor-sektor lainnya memiliki rencana issuance di bawah Rp3 triliun.

Sebagian besar instrumen dalam bentuk PUB obligasi senilai Rp52,43 triliun, obligasi Rp9,5 triliun, PUB sukuk Rp7,94 triliun, sukuk Rp2,28 triliun, MTN Rp2 triliun, dan sekuritisasi Rp300 miliar.

Berdasarkan jenis institusi, tahun ini cukup didominasi oleh non-Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibandingkan dengan BUMN atau BUMN Group dan anak perusahaannya/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

“Ada sekitar 33 dari 51 perusahaan yang memang dari non-BUMN atau swasta, diikuti oleh BUMN-nya hanya 18 perusahaan.”

“Namun, kalau kita lihat secara nilainya memang relatif cukup berimbang dari yang swasta Rp37,6 triliun.”

“Sementara BUMN atau BUMN Group (baik anak perusahaannya maupun BUMD) nilainya sekitar Rp36,8 triliun,” ujar Suhindarto.***

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Emitentv.com dan Duniaenergi.com

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Terkinipost.com dan Hallopresiden.com

Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Haibanten.com dan Harianmalang.com

Untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, klik Persrilis.com atau Rilispers.com (lebih dari 175an media).

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Sapulangit Media Center (SMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 08557777888, 087815557788

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

 

Berita Terkait

Ketua Umum PERBANAS Periode 2024- 2028 yang Terpilih adalah Direktur Utama BRI Hery Gunardi
Semakin Berkembang Diberdayakan BRI, Warung Legendaris di Pasar Beringharjo Ini Laris Manis Saat Libur Lebaran
Minta Jangan Khawatir, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Pastikan Defisit ABPN Indonesia Tak Jebol
Presiden Prabowo Subianto Bicara Soal Pasar Modal: Fundamental Ekonomi Baik, Utang dan Inflasi Rendah
Mulai Diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Ekonom Persoalkan Kebijakan Tarif Resiprokal
Desa BRILiaN yang Membagikan THR Hingga Sediakan Jaminan Sosial untuk Warganya, Inspirasi dari Desa Wunut
Dirjen Pajak Jadi Komisaris Utama dan Nixon L.P Napitupulu Dipertahankan Jadi Dirut, RUPST BTN
BRI Jalin Kerja Sama dengan HKI, Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Optimalisasi Kawasan Industri