HARIANINVESTOR.COM – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengisi acara bertema “Percakapan di Asia House”, yang diselenggarakan di London, Inggris.
Acara tersebut dipandu oleh Michael Lawrence, CEO Asia House, dan Former Editor Global Reuters.
Menkeu dalam diskusinya menyoroti sejumlah faktor yang mempengaruhi dinamika ekonomi Indonesia pada 10 tahun terakhir.
Diantaranya terkait guncangan geopolitik, pandemi COVID-19, volatilitas harga komoditas, hingga tantangan dan peluang yang dihadapi dalam era digital.
Baca Juga:
Sekitar 50 Calon Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Pemerintahan Prabowo Datangi Rumah Kertanegara
Sekitar 50 Calon Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Pemerintahan Prabowo Datangi Rumah Kertanegara
Kisah Pengusaha Jambu di Kudus, Jawa Tengah, Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pemberdayaan BRI
Salah satu fokus utama dalam acara tersebut dikatakan Menkeu adalah mengenai bagaimana kebijakan fiskal (APBN) dan Keuangan Negara terus menjaga pertumbuhan ekonomi.
Juga menciptakan kesempatan kerja, menurunkan kemiskinan, sekaligus juga sebagai “shock absorber” dalam menjaga stabilitas dan melindungi rakyat dan perekonomian.
Baca artikel lainnya di sini : Sebut Anak-anak adalah Masa Depan, Prabowo Tekankan Urgensi Program Makan Siang dan Susu Gratis
“APBN dan fiscal tools (insentif dan policy support) juga sangat penting untuk mendukung transformasi ekonomi menuju Green Energy dan Hilirisasi (Down-streaming) Mineral Strategis.”
Baca Juga:
Padukan Kecanggihan Teknologi dan Hiburan, BRImo FSTVL 2024 Hadir Bidik Generasi Muda
Tumbuhkan Semangat Entrepreneurship Generasi Muda, BRI Gelar Program Pengusaha Muda BRILiaN 2024
“Untuk menciptakan nilai tambah dalam perekonomian dan membuat Indonesia memiliki posisi makin strategis di dunia (global value chain).”
Baca artikel lainnya di sini : Bank Mandiri Dinobatkan Sebagai Salah Satu Bank Terbaik dalam Daftar World´s Best Bank 2024 versi Forbes
“Dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ungkap Menkeu dikutip dari laman resmi instagram @smindrawati, Senin (13/05/2024)
Menkeu juga menilai, kebijakan fiskal memiliki fungsi sangat strategis dan peran penting dalam ekonomi.
Baca Juga:
Ketahanan Pangan Diungkap Dirut BRI Sunarso Jadi Kunci Agar Indonesia Keluar dari Middle Income Trap
Sebut Kawan Lama Ketemu Lagi, Prabowo Subianto Sambut Kedatangan Majelis Syuro PKS di Kertanegara
Toko Ini Berkembang Pesat, Berawal dari Karyawan Minimarket Berkat Kemitraan dengan AgenBRILink
Harus dikelola dengan hati-hati (prudent) dan seimbang sehingga tetap kredibel, sehat dan sustainable.
Selain itu, Menkeu juga menceritakan bahwa dalam diskusi itu terdapat berbagai pembahasan lainnya.
Seperti transisi pemerintahan dan kepemimpinan nasional di Indonesia, keberlanjutan kebijakan hilirisasi.
Dan inisiatif kebijakan pemerintah baru, serta komitmen keberlanjutan pengelolaan fiskal yang prudent.
”Proses transisi pemerintahan berjalan dengan baik, sesuai aturan Undang-Undang Keuangan Negara, Penyusunan APBN 2025 untuk pemerintahan baru disusun oleh Pemerintah saat ini.”
“Proses komunikasi dan koordinasi sudah dan terus dilakukan dengan baik untuk menjaga kepentingan bersama bangsa dan negara.”
“Agar terus mampu maju menuju cita-cita Indonesia Emas,” tukas Menkeu.***
Sempatkan juga untuk membaca berbagai berita dan informasi lainnya di media online Bisnisidn.com dan Infoekonomi.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media online ini, atau pun serentak di puluhan media ekonomi & bisnis lainnya, dapat menghubungi Rilisbisnis.com.
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.