Hadiri WEF 2024, Dirut BRI Sebut Profesi Baru Ini Belum Bisa Digantikan Oleh Teknologi di Masa Depan

Avatar photo

- Pewarta

Minggu, 28 Januari 2024 - 16:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Direktur Utama BRI Sunarso dalam gelaran World Economic Forum 2024 yang diselenggarakan di Davos pada 15-19 Januari 2024. (Dok. BRI)

Direktur Utama BRI Sunarso dalam gelaran World Economic Forum 2024 yang diselenggarakan di Davos pada 15-19 Januari 2024. (Dok. BRI)

BISNISNEWS.COM – Di balik banyaknya manfaat dari kemajuan teknologi terdapat kekhawatiran pengalihan tugas yang menggantikan peran manusia, apalagi saat ini tengah berkembang perangkat kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Terdapat banyak kekhawatiran perkembangan ini akan berdampak pada berkurangnya lapangan pekerjaan di masa depan.

Namun, hal itu disikapi berbeda oleh Direktur Utama BRI Sunarso dalam gelaran World Economic Forum 2024 yang diselenggarakan di Davos pada 15-19 Januari 2024.

Menurutnya, pesatnya perkembangan teknologi, termasuk salah satunya kehadiran AI bukanlah menjadi ancaman dalam pekerjaan, melainkan alat untuk membantu manusia bekerja lebih produktif.

Di sisi lain, Sunarso justru meyakini kehadiran AI justru mengamplifikasi pekerjaan yang tidak dapat digantikan oleh mesin ataupun teknologi.

Satu yang paling jelas adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pengembalian fungsi alam setelah bertahun-tahun dieksploitasi oleh manusia.

Sunarso mengatakan, upaya mengembalikan kelestarian dan fungsi dasar alam bisa menjadi pekerjaan baru di masa depan yang menghasilkan pemasukan (income) tersendiri bagi manusia.

Sunarso sebagai leader di perusahaan BUMN memiliki tanggung jawab menyediakan pekerjaan tersebut agar masyarakat tetap sejahtera di tengah gempuran teknologi.

Pada akhirnya, pekerjaan tersebut akan menjadi sumber pertumbuhan baru di Indonesia.

“Contohnya, banyak dibutuhkan ribuan bahkan jutaan tenaga kerja untuk sekadar menanam, memperbaiki daerah aliran sungai.”

“Menanam menghijaukan hutan-hutan yang setiap tahun terbakar, menanam menghijaukan kembali bumi gunung di Jawa yang setiap kemarau terbakar.”

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

“Itu create job! Itu adalah sumber pekerjaan baru, sumber pendapatan baru, dan sumber pertumbuhan baru,” lanjut Sunarso.

Pekerjaan-pekerjaan tersebut, menurut Sunarso, hanya bisa dikerjakan oleh sentuhan tangan manusia dibanding mesin atau teknologi yang tidak mempunyai perasaan.

Namun di sisi lain, Sunarso berharap adanya regulasi terkait AI sebagai upaya preventif terjadinya kejahatan siber di masa mendatang.

”Saya termasuk yang gelisah sedikit, yang saya gelisahkan sama yakni butuh regulasi. Itu mesin memang bisa melakukan dan mengkerjakan ribuan algoritma, tapi kelemahannya tetap dia tidak punya perasaan.”

“Ketika data yang masuk tanpa perasaan, dimanipulasi, dan itulah yang terjadi di cyber crime.”

“Ada orang yang lebih pintar dari pencipta AI itu sendiri menggunakannya untuk cyber crime,” imbuh Sunarso.

Sejauh ini, BRI di bawah kepemimpinan Sunarso telah memiliki tiga strategi untuk melakukan mitigasi risiko atas keberadaan AI.

Selain perkuat regulasi, ada juga peningkatan kemampuan teknis para pekerja untuk menyaring data yang akan dimasukkan ke engine AI.

Dan yang terakhir, persroan memastikan kepatuhan pekerja pengendali AI agar bekerja berdasarkan hati nurani.

“Jadi strategi jangka panjang, BRI tetap akan menerapkan strategi hybrid. Menggunakan otak mesin yg tugasnya mengerjakan pekerjaan yang rumit dan berulang.”

“Tapi menyimpulkan hasil akhir dan menentukan keputusan tetap harus manusia,” jelas Sunarso.

BRI telah menerapkan teknologi AI yang berdampak pada meningkatnya produktivitas dan efisiensi di tubuh perseroan tanpa meninggalkan fungsi pekerjanya.

Salah satu produk bernama BRIBRAIN yang merupakan “pusat otak digital” BRI yang mengkonsolidasikan kapabilitas AI dan analitik, untuk meningkatkan customer engagement, anti-fraud & risk analytics, credit underwriting, hingga automasi untuk smart services & operations.

Di sisi lain, ada pemanfaatan AI pada super apps BRImo yang digunakan dalam memberikan rekomendasi transaksi serta penawaran produk customize sesuai profil nasabah.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Pemanfaatan AI tersebut terbukti mampu mengakselerasi kinerja BRImo sehingga sampai saat ini sudah dipercaya sebanyak 31,6 juta users dengan volume transaksi mencapai Rp4.158 triliun atau tumbuh 55,8% yoy per Desember 2023.***

Berita Terkait

Nilai Investasi di Bidang Hilirisasi Tahun 2024 Capai Rp407,8 Triliun, Rosan Roelani Lapor Presiden Prabowo
Ekonomi Global Diliputi Ketidakpastian, Pertumbuhan Ekonomi Bergantung pada Kegiatan Dalam Negeri
Meningkat 9,5 Persen Menjadi 8,1 Miliar Dolar AS, Nilai Investasi Tiongkok di Indonesia Tahun 2024
Soal Makan Bergizi Gratis di Sekolah, Prabowo Subianto Telah Gaungkan Sejak 18 Tahuh yang Lalu
Wujudkan Swasembada Sekaligus Menjadi Lumbung Pangan Dunia, Pemerintah Ungkap Alasan Optimisnya
Presiden Prabowo Subianto Tegaskan Swasembada Pangan Merupakan Pilar Ketahanan Nasional
Sebanyak 100 Pengusaha Nasional Hadiri Forum Bisnis (CEO Forum) dan Bussiness Matching Indonesia – India
Mencapai Rp578 Miliar, Kerugian Negara Akibat Kasus Korupsi Importasi Gula yang Diungkap Kejaksaan Agung
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.